“Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya ada diantara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?” Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi. Berkata Abdullah: “Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya”. Kemudian mereka berkata: “Wahai Rasululloh beritahulah kami pohon apa itu?” Lalu beliau menjawab: “Ia adalah pohon kurma”.”
Takhrij
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam shohihnya kitab Al Ilmu, bab Qaulul Muhadits Hadatsanaa no. 61 (1/145-Fathul Bariy) dan Muslim dalam shohihnya kitab Sifatul Munafiqin bab Mitslul mukmin matsalun Nakhlah no. 7029 (17/151- Syarah Nawawi)Syarah Mufradat Hadits
1."terdapat persamaan dan penyerupaan seorang muslim dengan pohon yang tidak gugur daunnya, yaitu pohon kurma"
2."akal pikiran mereka menerawang kepada pepohonan di wadhi. Setiap orang menafsirkannya dengan salah satu jenis pepohonan tersebut, namun lupa dengan pohon kurma"
3.bentuk jamak dari Badiyah yang bermakna dataran luas yang ada padanya tumbuhan dan air
4." Abdullah ini adalah Abdullah bin Umar, sahabat yang meriwayatkan hadits ini dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam"
5."sebab malu beliau, karena paling kecil dari para sahabat yang hadir waktu itu, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhori di kitab Al Ath’imah: “Aku adalah orang kesepuluh dan aku yang paling kecil”.
6. " pohon kurma. Tentulah pohon ini memiliki keistimewaan sehingga dijadikan sebagai permisalan bagi seorang muslim".
Tidak hanya ini saja bahkan Allah memberikan permisalan kalimat thoyibah dengan pohon ini dalam firmannya yang artiNya:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim: 24-25)
Ibnu Hajar berkata: “Imam Bukhori telah membawakan hadits ini juga dalam tafsir firman Allah:
"Sebagai isyarat dari beliau bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik itu adalah pohon kurma". Memang telah ada riwayat yang tegas dari hadits yang dikeluarkan oleh Al Bazaar dari jalan periwayatan Musa bin ‘Uqbah dari Naafi’ dari Ibnu Umar, beliau menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam“Apakah kalian tahu pohon apakah itu?” Ibnu Umar menyatakan: “Jelas itu adalah pohon kurma, namun usiaku yang kecil menahanku untuk berbicara”. Lalu Rasululloh berkata: “ia adalah pohon Kurma”. membaca ayat ini dan bersabda:
Dengan demikian, pohon yang baik disini ditafsirkan dengan pohon kurma dan ini adalah pendapat banyak Ulama Salaf, diantaranya: Ibnu Abbas, Mujahid, Masruq, Ikrimah, Ad Dhohaak, Qatadah dan Ibnu Zaid. Pendapat ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibbaan dari jalan periwayatan Abdulaziz bin Muslim dari Abdullah bin Dinaar dari ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:
Artinya: “Siapakah yang dapat menyebuntukan kepadaku satu pohon yang menyerupai seorang mukmin, pokok batangnya kokoh dan cabangnya menjulang kelangit?”.
Semua ini menunjukkan pohon kurma memiliki keutamaan, ketinggian dan keistimewaan. Semua ini telah ditunjukkan dalam ayat diatas. Namun cukuplah dengan dijadikan sebagai permisalahan seorang muslim menunjukkan ketinggian dan keistimewaannya.
Syarah Hadits
Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam dalam hadits ini memberikan permisalan dan menyerupakan seorang muslim dengan pohon kurma. Tentunya hal ini menunjukkan adanya sisi kesamaan antara keduanya. memang mengenal dan mengetahui sisi kesamaan ini perlu mendapat perhatian yang cukup, apalagi Allah telah menjelaskan hal ini agar manusia selalu ingat kepadaNya, sebagaimana firmanNya:
Diantara sisi kesamaan muslim dengan pohon kurma adalah:
1. Pohon kurma mesti memiliki akar, pangkal batang, cabang, daun dan buah, demikian juga pohon keimanan, memiliki pokok, cabang dan buah. Pokok imam adalah rukun iman yang enam dan cabangnya adalah amalan sholeh dan aneka ragam ketaatan dan ibadah. Sedangkan buahnya adalah semua kebaikan dan kebahagiaan yang didapatkan seorang mukmin didunia dan akherat.
Imam Ahmad berkata: “perumpamaan iman seperti pohon, karena pokoknya adalah syahadatain, batang dan daunnya demikian juga. Sedangkan buahnya adalah sikap wara’ (hati-hati). Tidak ada kebaikan pada pohon yang tidak berbuah dan tidak ada kebaikan pada orang yang tidak punya sifat wara’“.
Imam Al Baghaqwiy menyatakan: “Hikmah dari penyerupaan iman dengan pohon adalah pepohonan tidak dikatakan sebagai pohon (yang baik) kecuali memiliki tiga hal. Memiliki akar yang kuat, batang yang kokoh dan cabang yang tinggi. Demikian juga iman, tidak sempurna iman kecuali dengan tiga hal, yaitu pembenaran hati, ucapan lisan dan amalan anggota tubuh”. Demikian juga Ibnul Qayyim mengomentari hal ini dalam pernyataan beliau: “Ikhlas dan Tauhid adalah satu pohon dihati, cabangnya adalah amalan dan buahnya adalah kehidupan yang baik didunia dan nikmat yang abadi di akherat. Sebagaimana buah-buahan syurga tidak terputus dan tidak tercegah mengambilnya, maka buah tauhid dan ikhlas diduniapun demikian. Adapun kesyirikan, dusta dan riya’ adalah satu pohon dihati, buahnya didunia perasaan takut, sedih, duka, kesempitan dan kegelapan hati dan buahnya diakherat buah zaqqum dan adzab yang abadi. Kedua pohon ini telah dijelaskan Allah dalam surat Ibrohim”.
2. Pohon kurma tidak akan bertahan hidup kecuali dengan disiram dan dipelihara. Disiram dengan air, jika tidak maka akan kering dan jika ditebang maka mati. Demikian juga seorang mukmin tidak dapat hidup yang hakiki dan istiqomah kecuali dengan siraman wahyu. Oleh karena itulah Allah menamakan wahyu dengan ruh dalam firmanNya:
Disini jelas sekali sisi persamaannya. Pohon kurma hanya hidup dengan disiram air dan hati seorang mukmin hanya hidup dengan siraman wahyu.
3. Pohon kurma sangat kokoh, sebagaimana firmanNya:
Demikian juga iman jika telah mengakar didalam hati, maka menjadi sangat kokoh dan tidak goyah sedikitpun, seperti kokohnya gunung yang besar menjulang.
Imam Al ‘Auzaa’iy ditanya tentang iman, apakah bertambah? Beliau menjawab: “Ya, sampai membesar seperti gunung”. Ditanya lagi, apakah berkurang? Beliau menjawab: “Ya, sampai tidak sisa sedikitpun”. Demikian juga imam Ahmad bin Hambal ditanya tentang hal yang serupa dan menjawab: “Bertambah sampai mencapai lebih tinggi dari langit yang tujuh dan berkurang sampai menjadi paling rendah dari bumi yang ketujuh”.
4. Pohon kurma tidak dapat tumbuh disembarang tanah, bahkan hanya tumbuh ditanah tertentu yang subur saja. Pohon kurma disebagian tempat tidak tumbuh sama sekali, disebagian lainnya tumbuh namun tak berbuah dan disebagian lain tumbuh berbuah tapi sedikit buahnya. Sehingga tidak semua tanah cocok untuk pohon kurma. Demikian juga iman, ia tidak kokoh pada semua hati. Dia hanya akan kokoh pada hati orang yang Allah berikan hidayah dan lapang dada menerimanya. Sehingga pantaslah bila Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda:
5. Pohon kurma tidak dapat bercampur dengan tumbuhan pengganggu dan tumbuhan asing yang bukan jenisnya. Mereka ini dapat mengganggu dan melemahkan pertumbuhannya serta mengganggunya dalam menyerap air. Oleh karena itu diperlukan perawatan khusus dan selektif dari pemiliknya. Demikian juga seorang mukmin, mesti mendapatkan hal-hal yang dapat melemahkan iman dan keyakinannya. Juga mendapatkan perkara yang dapat mendesak iman dari hatinya. Oleh karena itu diperlukan introspeksi (muhasabah) dalam setiap waktu dan bersungguh-sungguh menjaganya. Juga berusaha selalu menghilangkan segala sesuatu yang mengotorinya, seperti was-was, mengikuti hawa nafsunya dan lain-lainnya. Allah berfirman:
6. Pohon kurma memberikan hasilnya setiap waktu, sebagaimana firman Allah :
Buah pohon ini dimakan waktu siang dan malam, baik dimusim dingin atau dimusim panas. Dimakan dalam bentuk kurma (tamar) atau busr atau Ruthab.Demikian juga seorang mukmin amalan mereka naik pada pagi dan sore hari. Rabi’ bin Anas menyatakan: “Makna firman Nya: adalah setiap pagi dan sore hari, karena buah kurma selalu dapat dimakan diwaktu malam dan siang, baik musim dingin atau panas, baik berupa kurma, busr atau ruthab, demikian juga amalan seorang mukmin naik pada pagi dan sore harinya”
7. Pohon kurma memiliki barokah dalam semua bagiannya. Semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Demikian juga seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasululloh Shallallahu alaihi Wassalam:
Ibnu Hajar berkata: “Barokah pohon kurma ada pada semua bagiannya, senantiasa ada dalam setiap keadaannya. Dari mulai tumbuh sampai kering, dimakan semua jenis buahnya, kemudian setelah itu seluruh bagian pohon ini dapat diambil manfaatnya sampai-sampai bijinya digunakan sebagai makannan ternak. Demikian juga serabutnya dapat dijadikan sebagai tali serta yang lainnyapun demikian. Hal ini sudah jelas. Demikian juga barokah seorang muslim meliputi seluruh keadaannya. Juga manfaatnya terus menerus ada untuknya dan untuk orang lain sampai setelah matinyapun”.
8. Pohon kurma disifatkan Rasululloh . Sisi persamaannya dengan muslim dijelaskan dalam riwayat Al Haarits bin Abi Usamah dari hadits Ibnu Umar dari periwayatan yang lainnya dengan lafadz:
Jadi jelaslah sisi persamaan antara keduanya. Telah dimaklumi do’a telah disyariatkan dan dijanjikan akan dikabulkan sebagaiman firman Allah:
Akan tetapi do’a akan dikabulkan dengan kesempurnaan syarat dan tidak adanya penghalang. Terkadang tidak dikabulkan karena tidak sebagian syaratnya atau keberadaan sebagian penghalangnya. Adabnya yang paling penting adalah kehadiran hati, pengharapan terkabulnya do’a dan tekad/azam dalam masalah tersebut.
Ibnul Qayim memberikan makna lain terhadap hadits ini dengan menyatakan hal ini menunjukkan kekonsistenan pohon kurma menjadikannya sebagai pakaian dan perhiasan, sehingga tidak gugur pada musim dingin dan panas. Demikian juga seorang mukmin senantiasa konsisten memakai pakaian ketaqwaan dan perhiasannya sehingga menghadap Rabbnya.
9. Pohon kurma disifatkan dalam ayat dengan thoyiibah (baik). Ini meliputi baik dalam pemandangan, gambar dan bentuk. Juga meliputi baik dalam rasa, buah dan manfaat. Demikian juga seorang mukmin memiliki sifat baik dalam segala urusan dan keadaannya, baik dzahir ataupun bathin. Oleh kerena itu ketika kaum mukminin masuk syurga langsung disambut para malaikat penjaganya dengan menyatakan:
Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki(pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji“. (QS. Al Hajj: 23-24)
10. Pohon kurma disifatkan dengan sabda Rasulullah:
Pohon kurma seluruhnya bermanfaat, demikian juga seorang mukmin ketika bergaul dengan teman dan sekitarnya. Ia tidak menampakkan kecuali akhlak yang mulia, adab budi pekerti yang luhur, muamalah baik, memebrikan kebaikan dan tidak mengganggu mereka. Selalu memberikan manfaat kepada mereka dalam seluruh pergaulannya.
11. Pohon kurma memiliki perbedaan mencolok, satu dengan lainnya. Perbedaan dalam bentuk, jenis dan buahnya. Pohon kurma tidak hanya satu tingkat dalam kebagusan dan kuwalitas, sebagaimana firman Allah:
Demikianlah pohon kurma berbeda dalam rasa, bentuk dan jenisnya, sebagiannya lebih baik dari sebagian yang lainnya.
Demikian juga keadaan antar kaum mukminin. Kaum mukminin bertingkat-tingkat keimanannya dan tidak satu tingkat dalam iman. Allah berfirman:
12. Pohon kurma termasuk pohon yang paling sabar menghadapi angin dan terpaannya serta lainnya dari badai angin. Terkadang menerpanya dan terkadang menggulungnya. Kebanyakan tumbuhan tidak mampu sabar bertahan dari kekeringan air seperti kesabaran pohon kurma. Demikian juga seorang mukmin selalu sabar dalam menghadapi bala, mala petaka dan musibah. Berkumpul pada seorang mukmin kesabaran dengan ketiga jenisnya, yaitu sabar dalam ketaatan Allah, sabar dari kemaksiatan dan sabar menghadapi takdir yang menyedihkan. Allah berfirman:
Dan firmanNya:
13. Pohon kurma semakin tua semakin bertambah baik dan tinggi kualitasnya. Demikian juga seorang mukmin jika panjang usianya maka bertambah kebaikan dan amal sholehnya. Imam At Tirmidziy meriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Busr, beliau berkata:
14. Pohon kurma tidak pernah berhenti memberi manfaat walaupun gagal berbuah. Manusia dapat mengambil pelepah, daun dan serabutnya untuk kemanfaatan yang banyak. Demikian juga seorang mukmin tidak pernah lepas dari kebaikan. Selalu mengeluarkan kebaikan dan terjaga dari berbuat kejelekan, sebagaimana sabda Rasulullah:
Imam Ikrimah menafsirkan firman Allah : ?????????? ????????? dengan menyatakan: “Dialah pohon kurma yang senantiasa memberi manfaat”.
Demikian juga seorang mukmin senantiasa memberi manfaat sesuai dengan bagian dan kekuatan imannya.
15. Pohon kurma mudah memetik buahnya, karena pohon kurma terkadang pendek sehingga mudah memetiknya dan terkadang tinggi besar. Walaupun besar masih mudah memanjatnya dibanding memanjat pohon lain yang setingginya, karena terdapat tangga dan tempat memijak sampai keatas. Demikian juga seorang mukmin mudah mengambil kebaikan darinya.
16. Buah kurma termasuk buah yang paling bermanfaat, karena ruthabnya dimakan sebagai buah-buahan dan manis. Juga kurma yang telah kering menjadi makanan pokok, lauk dan buah serta dapat dihasilkan darinya cuka dan pemanis. Kurma juga dibuat sebagai obat dan minuman. Kemanfaatannya sudah cukup jelas bagi yang menggunakannya. Demikian juga mukmin memiliki keumuman manfaat dan keaneka ragaman kebaikan dan kebagusannya.
Ditambah lagi buah kurma memiliki rasa manis dan iman pun memiliki rasa manis yang tidak dapat merasakannya kecuali orang yang memiliki iman yang benar. Oleh karena itu Rasulullah bersabda:
Imam Abu Muhammad bin Abi Jamroh menyatakan: “Diibaratkan dengan rasa manis dalam hadits ini, karena Allah menyerupakan iman dengan pohon dalam firmanNya:
17. Kesamaan sifat pohon kurma dengan sifat mukmin sehingga Ibnul Qayyim menyatakan: “Sebagian orang ada yang telah menyamakan manfaat-manfaat ini (manfaat pohon kurma) dengan sifat muslim. Mereka menjadikan setiap manfaat darinya dihadapkan dengan satu sifat muslim. Ketika sampai pada duri pohon kurma, maka dihadapkan kepada sifat keras dan tegas terhadap musuh Allah dan orang fajir. Sehingga kekerasan dan ketegasan terhadap mereka (para musuh tersebut) seperti kedudukan duri pohon kurma dan sikap mereka terhadap mukmin yang taqwaeperti kedudukan ruthab yang manis dan lembut. Allah berfirman:
Oleh karena itu para ulama yang terkenal keras dan tegas dalam membantaha orang-orang bathil dinamakan duri dileher mereka.
Demikianlah diantara kesamaan yang ada. para pensyarah hadits ini memberikan beberapa kesamaan yang lainnya, namun semuanya lemah dan sebagiannya batil. Imam Ibnu Hajar telah meringkasnya dikitab Fathul Bari dengan menyatakan: “Adapun orang yang menganggap letak persamaan antara muslim dengan pohon kurma dari sisi: jika dipotong kepalanya ia akan mati, atau karena pohon kurma tidak berbuah tanpa perkawinan, atau ia mati dengan ditenggelamkan, atau bau putiksarinya seperti mani manusia atau ia minum dari bagian atasnya. Semuanya ini lemah, karena sisi kesamaan tersebut juga untuk seluruh manusia tidak khusus kepada muslim. Yang lebih lemah lagi adalah pernyataan bahwa pohon kurma diciptakan dari tanah sisa penciptaan adam, karena hadits yang menunjukkannya tidak shohih, Wallahu a’laam”.
Dengan demikian telah kita ketahui iman adalah pohon mubarokah yang memiliki manfaat dan faedah besar serta buah hasil. Iman memiliki tempat khusus penanaman dan siraman khusus, juga memiliki pokok, cabang dan buah. Tempatnya adalah hati seorang mukmin, siramannya adalah wahyu dan pokoknya adalah rukun iman yang enam. Sedangkan cabangnya adalah amalan sholeh dan ketaatan yang beraneka ragam yang dilakukan seorang mukmin dan buahnya adalah semua kebaikan dan kebahagiaan yang dirasakan seorang mukmin didunia dan akherat. Inilah diantara buah dan hasil iman. Wallahu a’lam bis Showaab.
0 komentar: